Bangga MelayaniBerakhlak

Upacara Peringatan HUT MA RI Ke-79 di Yogyakarta: Sebuah Simbol Ketangguhan Peradilan Menuju Indonesia Maju

Pada hari Senin, 19 Agustus 2024, suasana pagi di halaman timur kantor Pengadilan Tinggi Yogyakarta terasa berbeda dari biasanya. Matahari yang baru saja terbit mulai menghangatkan udara pagi yang sejuk, menambah semangat para peserta yang hadir dalam upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA RI) yang ke-79. Suasana khidmat begitu terasa ketika barisan para hakim, pegawai pengadilan, dan anggota TNI dari Dimil II-11 Yogyakarta telah siap mengikuti rangkaian acara yang akan berlangsung.

Dalam kesempatan ini, Pengadilan Tinggi Yogyakarta bekerja sama dengan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Yogyakarta dan Dimil II-11 Yogyakarta, melaksanakan upacara bendera yang bertempat di halaman timur kantor Pengadilan Tinggi Yogyakarta. Upacara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari pejabat pengadilan, hakim, hingga anggota TNI, yang bersama-sama merayakan momentum bersejarah bagi dunia peradilan di Indonesia.

Tepat pukul 08.00 WIB, upacara dimulai dengan pengibaran bendera Merah Putih, diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dinyanyikan dengan penuh semangat oleh seluruh peserta upacara. Dalam upacara yang berlangsung dengan penuh khidmat ini, Ketua Pengadilan Tinggi Yogyakarta, Setyawan Hartono, S.H., M.H., bertindak sebagai Pembina Upacara. Sosoknya yang tegas dan berwibawa, menambah keseriusan dalam setiap rangkaian acara.

Dalam amanat yang disampaikannya, Setyawan Hartono membacakan pesan dari Ketua Mahkamah Agung RI, yang mengusung tema “Peradilan Tangguh Indonesia Maju”. Pesan ini bukan sekadar slogan, tetapi memiliki makna mendalam tentang peran penting lembaga peradilan dalam kemajuan bangsa. Ia menekankan bahwa sebuah negara yang maju membutuhkan sistem peradilan yang kuat dan berintegritas, karena peradilan yang tangguh adalah pilar utama dalam menjaga keadilan dan stabilitas negara.

Dalam pidatonya, Setyawan Hartono menjelaskan bahwa tema “Peradilan Tangguh Indonesia Maju” dipilih untuk menggambarkan betapa vitalnya peran peradilan dalam membangun bangsa yang adil dan sejahtera. Fungsi Kekuasaan Kehakiman yang dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya merupakan salah satu pilar kekuasaan negara. “Peradilan yang tangguh akan memastikan bahwa keadilan ditegakkan tanpa pandang bulu, sehingga menciptakan kepercayaan publik terhadap hukum dan proses peradilan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya integritas dan profesionalisme di kalangan aparatur peradilan. Dalam konteks ini, Setyawan mengajak seluruh peserta upacara untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan hukum kepada masyarakat, serta menjaga independensi dan imparsialitas dalam menjalankan tugas. Menurutnya, hanya dengan peradilan yang berintegritas dan profesional, keadilan yang diharapkan oleh seluruh rakyat Indonesia dapat terwujud.

Upacara peringatan HUT MA RI ke-79 ini tidak hanya sekadar seremonial, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi seluruh aparat peradilan di Yogyakarta. Dalam suasana yang khidmat tersebut, para peserta upacara diajak untuk merenungkan kembali perjalanan panjang lembaga peradilan di Indonesia, yang selama 79 tahun telah berperan dalam menjaga keadilan dan ketertiban di masyarakat.

Namun, Setyawan juga mengingatkan bahwa di tengah era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, tantangan yang dihadapi oleh lembaga peradilan semakin kompleks. “Kita harus siap menghadapi berbagai tantangan baru yang mungkin muncul, baik itu dalam bentuk kasus-kasus yang semakin rumit, maupun dalam hal peningkatan kualitas pelayanan yang berbasis teknologi informasi,” tambahnya. Sebagai penutup, Setyawan Hartono mengajak seluruh peserta upacara untuk terus memperkuat sinergi antara berbagai instansi terkait, serta meningkatkan kapasitas diri dalam menjalankan tugas dan fungsi peradilan. Ia berharap, semangat HUT MA RI ke-79 ini dapat menjadi pemacu semangat bagi seluruh aparatur peradilan untuk terus berkarya dan berkontribusi dalam membangun Indonesia yang lebih baik.

Upacara kemudian ditutup dengan doa bersama, memohon agar seluruh aparatur peradilan senantiasa diberikan kekuatan dan kebijaksanaan dalam menjalankan tugasnya, serta agar Indonesia terus menjadi negara yang maju dan berdaulat. Dengan berakhirnya upacara, para peserta meninggalkan lapangan dengan penuh semangat dan komitmen baru untuk terus memperjuangkan keadilan di bumi pertiwi.