Bangga MelayaniBerakhlak

Selasa, 25 Juni 2024: Hakim Perempuan dari PTUN Yogyakarta Mengikuti Dua Kegiatan Penting Tentang Kepemimpinan Hakim Perempuan

Pada hari Selasa, 25 Juni 2024, para hakim perempuan dari Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Yogyakarta telah berpartisipasi dalam dua kegiatan penting yang berfokus pada kepemimpinan hakim perempuan di era kontemporer. Kedua kegiatan ini diadakan dalam rangka memperingati 20 tahun kerjasama Mahkamah Agung Republik Indonesia (MARI) dengan Federal Court of Australia dan Family Court of Australia.

Kegiatan pertama dimulai pada pukul 09.30 WIB dengan pidato dari Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA RI), Acting Chief Justice dari Federal Court of Australia (FCA), serta Chief Justice dari Family Court of Australia (FCFCoA). Acara ini bertemakan “Kepemimpinan Hakim Perempuan di Era Kontemporer”.

Pidato tersebut membahas berbagai isu terkait peran dan tantangan yang dihadapi oleh hakim perempuan dalam sistem peradilan modern. Ketua MA RI menekankan pentingnya kepemimpinan yang inklusif dan beragam dalam membangun sistem peradilan yang lebih adil dan efektif. Acting Chief Justice FCA menyoroti kontribusi signifikan yang telah diberikan oleh hakim perempuan di Australia, serta pentingnya kerjasama internasional dalam memperkuat peran mereka. Chief Justice FCFCoA berbicara tentang langkah-langkah strategis yang telah diambil untuk mendorong partisipasi dan pengembangan karir hakim perempuan di pengadilan keluarga.

Setelah kegiatan pertama, para hakim perempuan dari PTUN Yogyakarta melanjutkan dengan mengikuti webinar yang bertajuk “Kebijakan Kelembagaan untuk Penguatan Kepemimpinan Hakim Perempuan”. Webinar ini juga diselenggarakan melalui platform Zoom Meeting dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dalam dunia peradilan.

Webinar ini berfokus pada kebijakan kelembagaan yang dapat mendukung dan memperkuat kepemimpinan hakim perempuan. Topik yang dibahas mencakup pengembangan kapasitas, peningkatan akses terhadap pendidikan dan pelatihan, serta penciptaan lingkungan kerja yang mendukung kesetaraan gender. Para pembicara juga berbagi pengalaman dan praktik terbaik dari berbagai yurisdiksi, termasuk strategi untuk mengatasi hambatan yang sering dihadapi oleh hakim perempuan dalam mencapai posisi kepemimpinan.

Hakim perempuan dari PTUN Yogyakarta yang turut serta dalam kedua kegiatan ini adalah Cahyeti Riyani, S.H., Anita Linda Sugiarto, S.Tp., S.H., M.H., dan Vinaricha Sucika Wiba, S.H., M.H. Mereka mengikuti acara ini dengan penuh antusiasme dan komitmen, berpartisipasi aktif dalam diskusi serta berbagi pandangan mereka mengenai kepemimpinan perempuan di bidang peradilan.

Cahyeti Riyani, S.H., salah satu peserta, menyatakan bahwa kegiatan ini memberikan wawasan baru dan inspiratif bagi dirinya dan rekan-rekan hakim lainnya. Ia menekankan pentingnya forum seperti ini untuk terus diadakan guna mendukung kemajuan dan keberlanjutan peran hakim perempuan dalam sistem peradilan.

Anita Linda Sugiarto, S.Tp., S.H., M.H., menambahkan bahwa melalui webinar ini, mereka mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang kebijakan dan praktik yang dapat diterapkan untuk memperkuat kepemimpinan perempuan di lingkungan peradilan. Sementara itu, Vinaricha Sucika Wiba, S.H., M.H., mengungkapkan harapannya agar kegiatan-kegiatan semacam ini dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk mengejar karir di bidang hukum dan mencapai posisi-posisi strategis.

Partisipasi aktif hakim perempuan dari PTUN Yogyakarta dalam dua kegiatan penting ini mencerminkan komitmen mereka terhadap penguatan peran perempuan dalam dunia peradilan. Melalui pidato dan webinar, mereka memperoleh pengetahuan dan inspirasi baru yang dapat diterapkan dalam praktik sehari-hari untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan dan kinerja mereka.

Dengan adanya kerjasama internasional yang kuat antara Mahkamah Agung Republik Indonesia dan pengadilan-pengadilan di Australia, diharapkan bahwa upaya-upaya ini akan terus berlanjut dan semakin memperkuat posisi hakim perempuan dalam sistem peradilan, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kancah global.