
Yogyakarta, 10 Februari 2024 – Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan integritas dan transparansi dengan menggelar Sosialisasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh jajaran pimpinan dan pegawai PTUN Yogyakarta, termasuk Ketua PTUN Yogyakarta, Ibu Dr. Nelvy Christin, S.H., M.H., Wakil Ketua, Bapak Sarjoko, S.H., M.H., para Hakim, Panitera, Plt. Sekretaris, Pejabat Struktural dan Fungsional, Calon Hakim, serta seluruh pegawai lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua PTUN Yogyakarta, Dr. Nelvy Christin, S.H., M.H., menekankan pentingnya pemahaman mendalam mengenai SMAP sebelum sistem ini diterapkan secara resmi. Meski PTUN Yogyakarta belum menerima usulan pelaksanaan SMAP secara formal, beliau menegaskan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam sistem ini harus mulai diinternalisasi oleh seluruh pegawai. Lebih dari sekadar memenuhi persyaratan administratif atau eviden, penerapan SMAP harus menjadi bagian dari budaya kerja yang menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme.
Beliau juga menjelaskan secara singkat tahapan implementasi SMAP, yang mencakup pembangunan sistem, evaluasi tahap pertama, evaluasi tahap kedua, hingga evaluasi mandiri. Setiap tahapan ini dirancang untuk memastikan bahwa PTUN Yogyakarta benar-benar siap dalam menerapkan sistem manajemen yang bertujuan untuk mencegah segala bentuk penyuapan dan praktik korupsi.

Sementara itu, Wakil Ketua PTUN Yogyakarta, Bapak Sarjoko, S.H., M.H., yang bertindak sebagai narasumber, memberikan pemaparan mendalam mengenai SMAP. Beliau menjelaskan bahwa SMAP merupakan sistem yang memberikan panduan serta persyaratan rinci dalam membangun, menerapkan, serta meningkatkan mekanisme pencegahan penyuapan di lingkungan pengadilan. Tujuan utama dari penerapan sistem ini adalah untuk menegakkan kode etik peradilan, meningkatkan kontrol terhadap risiko penyuapan, mengurangi kemungkinan adanya risiko hukum, serta menanamkan nilai-nilai integritas dalam setiap aspek pelayanan hukum.
Dalam paparannya, beliau juga menjelaskan empat tahapan utama dalam kerangka kerja SMAP, yang terdiri dari tahap perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), evaluasi (Check), serta perbaikan berkelanjutan (Act). Setiap tahap ini memiliki peran penting dalam memastikan efektivitas sistem dan menyesuaikan implementasi SMAP dengan kebutuhan serta tantangan yang ada di lapangan.

Sosialisasi ini disambut baik oleh seluruh peserta yang hadir. Banyak dari mereka menyadari bahwa keberhasilan penerapan SMAP tidak hanya bergantung pada kebijakan formal semata, tetapi juga pada kesadaran dan komitmen bersama untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab secara bersih dan transparan. Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan seluruh pegawai PTUN Yogyakarta semakin siap dalam menerapkan SMAP demi menciptakan lingkungan kerja yang berintegritas serta meningkatkan kepercayaan publik terhadap lembaga peradilan.
Ke depan, PTUN Yogyakarta berkomitmen untuk terus mengembangkan sistem manajemen yang mampu menutup celah bagi praktik penyuapan serta mendorong budaya kerja yang lebih profesional dan akuntabel. Melalui upaya berkelanjutan seperti sosialisasi dan evaluasi sistem, PTUN Yogyakarta optimis dapat menjadi contoh dalam penerapan tata kelola peradilan yang bersih dan transparan.