Yogyakarta – Dalam suasana penuh kehangatan pasca Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Yogyakarta mengadakan kegiatan Halal Bihalal pada Kamis, 10 April 2025. Kegiatan ini menjadi momentum istimewa untuk mempererat tali silaturahmi di antara keluarga besar PTUN Yogyakarta sekaligus menghidupkan semangat kebersamaan setelah menjalani bulan suci Ramadan.
Dengan mengusung tema yang inspiratif “Silaturahmi sebagai Pondasi Kesehatan yang Utama”, acara ini tidak hanya menghadirkan nuansa kekeluargaan, tetapi juga memberikan nilai tambah melalui materi kesehatan yang disampaikan oleh narasumber ahli, Dr. dr. Zaenal Muttaqien Sofro, Circ&Med, AIFM—seorang pakar kesehatan yang dikenal aktif dalam mengkampanyekan pentingnya keseimbangan antara kesehatan fisik dan emosional dalam kehidupan profesional.
Kegiatan Halal Bihalal di lingkungan PTUN Yogyakarta merupakan agenda rutin yang selalu dinanti, karena menjadi sarana untuk saling memaafkan, mempererat persaudaraan, serta merekatkan hubungan antara pimpinan, pegawai, dan seluruh elemen pendukung lembaga. Suasana kekeluargaan sangat terasa sejak awal acara, dengan kehadiran seluruh aparatur, baik dari unsur pimpinan, hakim, pejabat struktural dan fungsional, pegawai, hingga tenaga pendukung lainnya.
Ketua PTUN Yogyakarta, Ibu Dr. Nelvy Christin, S.H., M.H., dalam sambutannya menekankan bahwa semangat Idul Fitri hendaknya tidak berhenti pada ucapan maaf lahir batin semata, namun harus menjadi pemantik untuk memperbaiki hubungan sosial, meningkatkan keikhlasan dalam bekerja, serta memperkuat fondasi kebersamaan dalam menjalankan tugas institusional.
“Halal Bihalal ini bukan hanya momen seremonial, tetapi bentuk nyata dari budaya organisasi yang sehat, di mana semua elemen saling menyapa, saling menghargai, dan saling mendukung,” ungkap beliau.
Dalam sesi utama, Dr. dr. Zaenal Muttaqien Sofro menyampaikan materi yang relevan dan menggugah kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga kesehatan secara menyeluruh—bukan hanya fisik, tetapi juga emosional dan sosial. Dalam paparannya, beliau menjelaskan bahwa silaturahmi bukan hanya bentuk ibadah sosial dalam Islam, tetapi juga memiliki manfaat ilmiah bagi kesehatan jiwa dan tubuh.
“Tubuh kita merespons hubungan sosial yang positif dengan menghasilkan hormon bahagia seperti oksitosin dan serotonin. Inilah mengapa silaturahmi yang tulus dapat menurunkan stres, meningkatkan imun tubuh, bahkan memperpanjang harapan hidup,” jelasnya disambut antusias para peserta.
Dr. Zaenal juga mengajak seluruh pegawai PTUN Yogyakarta untuk menjadikan lingkungan kerja sebagai ruang yang sehat secara psikologis, di mana komunikasi terbuka, empati, dan dukungan moral menjadi budaya kerja sehari-hari. Menurutnya, organisasi yang sehat lahir dari individu-individu yang sehat dan terhubung dalam jejaring hubungan sosial yang kuat.
Setelah sesi pemaparan, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan saling bersalaman antarpegawai yang berlangsung dalam suasana penuh keakraban. Canda tawa dan cerita khas lebaran pun mengalir ringan, memperkuat jalinan emosional di antara seluruh unsur yang ada di PTUN Yogyakarta. Hidangan khas Idul Fitri turut disajikan, menambah kesan hangat dalam kegiatan yang berlangsung hingga siang hari tersebut.
Dengan terselenggaranya kegiatan Halal Bihalal ini, diharapkan terbangun suasana kerja yang harmonis, sehat secara fisik dan emosional, serta kondusif bagi peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat pencari keadilan. Semangat kebersamaan yang diperkuat melalui silaturahmi diyakini akan menjadi modal utama bagi PTUN Yogyakarta untuk terus meningkatkan profesionalisme dan integritas dalam menjalankan amanat sebagai institusi peradilan.
Halal Bihalal tahun ini bukan hanya tentang perayaan pasca Idul Fitri, tetapi menjadi refleksi akan pentingnya kesehatan holistik dalam membangun lingkungan kerja yang kuat dan berdaya saing. PTUN Yogyakarta pun menegaskan kembali komitmennya untuk menjadikan nilai-nilai kebersamaan, keterbukaan, dan kasih sayang sebagai fondasi utama dalam memberikan pelayanan publik yang unggul, manusiawi, dan berkeadilan.