Senin, 19 Agustus 2024, menjadi hari yang istimewa bagi Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Yogyakarta. Di bawah langit cerah yang menyinari halaman gedung kantor, semangat kebersamaan dan patriotisme terlihat jelas pada wajah-wajah seluruh pegawai yang hadir. Hari itu, PTUN Yogyakarta menggelar puncak peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-79 dan Mahkamah Agung (MA) RI ke-79 dengan penuh semangat dan kreativitas.
Acara dimulai sejak pagi hari, ketika halaman gedung kantor PTUN Yogyakarta yang biasanya sepi, mendadak ramai dengan tawa dan canda para peserta lomba memasak. Yang menarik dari perlombaan ini adalah para peserta yang seluruhnya terdiri dari bapak-bapak, menunjukkan keterampilan memasak yang tidak kalah dengan para ibu. Dengan penuh antusiasme, mereka memadukan berbagai bahan makanan menjadi sajian yang unik dan lezat. Lomba ini bukan hanya ajang untuk menunjukkan bakat kuliner, tetapi juga mempererat rasa kebersamaan di antara seluruh pegawai.
Lomba memasak ini menjadi salah satu acara paling dinantikan. Para peserta, yang biasanya terlihat serius dalam menjalankan tugas peradilan, kali ini tampil dengan apron dan topi koki, siap untuk menunjukkan kreativitas mereka di dapur. Beberapa di antaranya memilih tema tradisional dengan memasak hidangan khas nusantara, sementara yang lain bereksperimen dengan hidangan modern yang penuh kejutan. Tak hanya soal rasa, penampilan sajian pun menjadi perhatian utama, dengan hiasan yang dibuat sedemikian rupa untuk memikat para juri.
Di antara tawa dan canda, para peserta saling berbagi tips memasak dan cerita tentang pengalaman mereka di dapur. Suasana menjadi semakin meriah ketika beberapa peserta menunjukkan keahlian mereka dalam menyajikan hidangan dengan cara yang unik, seperti menggunakan teknik flambé atau menyajikan hidangan dalam bentuk yang menyerupai tumpeng mini.
Setelah lomba memasak selesai dan para pemenang ditentukan, acara berlanjut ke puncak perayaan yang diawali dengan pemotongan tumpeng. Tumpeng yang disiapkan dengan penuh kesungguhan itu menjadi simbol rasa syukur atas segala pencapaian yang telah diraih PTUN Yogyakarta, baik dalam tugas-tugas peradilan maupun dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Ketua PTUN Yogyakarta dengan penuh khidmat memotong bagian puncak tumpeng dan menyerahkannya kepada salah satu pegawai senior sebagai tanda penghormatan.
Pemotongan tumpeng ini bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga menjadi momen refleksi bagi seluruh keluarga besar PTUN Yogyakarta. Dalam suasana penuh haru, mereka mengingat kembali perjalanan panjang yang telah dilalui bersama, dengan segala suka dan duka. Setiap bagian dari tumpeng yang dibagikan menjadi simbol persatuan dan kebersamaan yang selalu dijaga di lingkungan PTUN Yogyakarta.
Setelah prosesi pemotongan tumpeng, acara dilanjutkan dengan penyerahan hadiah dan medali bagi para pemenang lomba. Para pemenang lomba memasak, yang sebelumnya telah menampilkan keterampilan terbaik mereka, satu per satu naik ke panggung untuk menerima penghargaan. Sorak-sorai dan tepuk tangan meriah dari para hadirin mengiringi setiap pemenang yang naik ke panggung, menambah semarak suasana. Hadiah yang diberikan pun bervariasi, mulai dari peralatan masak hingga voucher belanja, sebagai bentuk apresiasi atas usaha dan kreativitas yang telah mereka tunjukkan.
Tidak hanya itu, untuk menambah semarak acara, panitia juga mengadakan lomba cerdas cermat berhadiah yang menguji pengetahuan para peserta tentang sejarah Indonesia dan Mahkamah Agung. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan meliputi berbagai topik, mulai dari sejarah kemerdekaan, pahlawan nasional, hingga perkembangan dunia peradilan di Indonesia. Suasana menjadi semakin seru ketika para peserta berlomba-lomba menjawab setiap pertanyaan dengan cepat dan tepat.
Puncak dari acara peringatan ini adalah momen di mana seluruh peserta bersama-sama menyanyikan lagu-lagu nasional. Dengan dipandu oleh seorang dirigen, seluruh pegawai PTUN Yogyakarta menyanyikan lagu-lagu kebangsaan seperti “Hari Merdeka,” “Indonesia Pusaka,” dan “Bagimu Negeri.” Suara-suara merdu yang berpadu dengan semangat kebangsaan menciptakan suasana yang penuh haru dan kebanggaan.
Bernyanyi bersama ini menjadi simbol persatuan, mengingatkan setiap peserta akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, terutama di tengah dinamika sosial dan politik yang terjadi di Indonesia. Di akhir acara, seluruh peserta berdiri bergandengan tangan, menyanyikan lagu “Satu Nusa Satu Bangsa,” mengokohkan kembali komitmen mereka untuk terus menjaga keutuhan NKRI.
Dalam seluruh rangkaian acara tersebut, semangat persatuan dan kesatuan selalu dikedepankan. Dengan mengusung tema “Nusantara Baru Indonesia Maju! Peradilan Tangguh Indonesia Maju!,” PTUN Yogyakarta ingin menegaskan kembali komitmen mereka dalam mendukung kemajuan Indonesia melalui peran peradilan yang tangguh dan berintegritas. Tema ini mencerminkan keyakinan bahwa dengan peradilan yang kuat, Indonesia dapat terus maju dan berkembang menjadi bangsa yang lebih baik.
Acara puncak peringatan HUT RI dan MA RI ke-79 di PTUN Yogyakarta pun berakhir dengan penuh suka cita. Para peserta meninggalkan lokasi dengan senyum di wajah, membawa pulang kenangan indah dan semangat baru untuk terus berkarya dan memberikan yang terbaik bagi negeri ini. Peringatan ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga semangat persatuan dan kebersamaan dalam setiap langkah yang diambil menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.